Tuesday, July 21, 2015

ANAK-ANAK DIGITAL NATIVE

Si Kecil kecanduan main gadget.
Muncul dan merebaknya teknologi digital pada dekade akhir abad 20, Membuat masyarakat bergerak lebih cepat, Internet telah mempengaruhi cara orang berpikir, berkomunikasi, bekerja dan belajar. Orang menjadi technojungkies ( tak tahan berjauhan dan terlalu lama meninggalkan perangkat teknologi canggih: komputer, gadget atau handphone.

Adalah kenyataan, bahwa kita hidup berbaur dengan anak-anak yang lahir pada masa kini yang disebut  digital native.  Mereka begitu akrab dan menguasai penggunaan teknologi canggih.

Anak-anak digital native rakus menyerap beragam informasi yang disodorkan internet, yang dirancang sedemikan rupa dan gampang diakses seluas-luasnya dengan mudah. Ditambah lagi, tampilan internet begitu merangsang serta amat menyenangkan (ada tampilan gambar bergerak, grafik, warna dan suara), berbeda dengan melihat buku teks dan sumber belajar konvensional yang membuat mereka jenuh.
Digital native betah berlama-lama di depan komputer, gadget atau handphone dan cenderung cepat bosan dengan aktivitas belajar yang monoton.

Anak-anak digital native cenderung barsikap tertutup pada orangtuanya sendiri, dan sangat terbuka pada orang lain. Contoh yang paling kentara adalah ketika mereka begitu gampang berkicau di twitter atau status facebooknya. Dengan enteng mereka menulis: mamahku  protektif banget, bawel.

Tak jarang orangtua dan para pendidik mengalami kegagalan saat memahami kebutuhan "anak-anak modern"ini. Sebab cepat bosan, mereka perlu rangsangan media belajar yang kaya dan kreatif untuk bisa merebut minat serta perhatian mereka dalam aktivitas belajar mengajar. Agar dapat memenuhi kebutuhan belajar anak-anak digital native, guru mesti mengesampingkan metode mengajar gaya lama (tradisional), dan sengaja menyesuaikan dengan gaya belajar anak-anak masa kini. Adalah sangat bijak bila guru mampu membangun kedekatan dan menjadi teman bagi mereka.

Untuk mengurangi kesenjangan yang terjadi, dan kaya dengan berbagai pengetahuan, manfaatkan internet untuk berbagi pengalaman dengan sesama guru dan para orang tua anak-anak digital native.


Menurut Gunawan,  BintangSM