Friday, January 8, 2016

Alatperaga Pembelajaran, LILIN ATAU KEMBANG API


Pada awal tahun baru ini, mungkin Anda sedang memikirkan sesuatu yang menarik untuk dijadikan alatperaga pembelajaran di kelas anak-anak. Nah ..., ada ide sederhana yang Anda gampang praktekan. Bahannya pun mudah didapat, yaitu lilin dan kembang api.

Anda bisa memberitahukan perbedaan kegunaan antara lilin dan kembang api. Menjelaskan kepada murid-murid, bahwa menjadi lilin yang menyala, meleleh terbakar karena memberi terang adalah lebih baik daripada menjadi seperti kembang api yang memancarkan cahaya gemerlap hanya sekejap ketika dinyalakan.

Alatperaga pembelajaran ini digunakan untuk menjelaskan bagian ayat Alkitab Matius 5:14-16. "Kamu adalah terang dunia. ... Hendaklah terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Sebelum anak-anak masuk ke kelas, letakan lilin dan kembang api di atas meja. Anda perlu korek api untuk menyalakan lilin dan kembang api. Siapkan juga kain lap basah, untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.
Awali dengan membaca Matius 5:14-16, dengan variasi nada berbeda. Bisa perlahan, cepat, keras atau lembut, sambil menggerakan tangan atau tubuh Anda agar menarik perhatian murid-murid. 

Sekarang, nyalakan lilin dan matikan lampu. Angkat tinggi lilin itu dan bertanya, apakah mereka dapat melihatnya? Minta mereka mengingat dan mengulang ayat Alkitab yang dibacakan tadi. Menjelaskan, bahwa kita adalah terang dunia! Kenapa dunia perlu terang? Karena diluar sana gelap serta menakutkan. Banyak orang kehilangan pengharapan. Kita memiliki Tuhan Yesus, sumber terang itu. Kita tidak perlu takut, karena Tuhan Yesus menjaga dan memelihara kita. Karena itu kita harus menjadi terang dunia. Supaya orang lain melihat perbuatan baik kita, dan mereka memuliakan Bapa yang di sorga.
Letakan lilin di atas meja, biarkan tetap menyala. Katakan, "lihat, lilin itu tetap memancarkan cahayanya lama, sampai meleleh habis." (Sebaiknya Anda sudah mencoba,  berapa lama sebatang lilin menyala, 30, 60 menit atau lebih).

Saya punya cahaya yang lain, perlihatkan kembang api. Minta anak-anak duduk dan tidak mendekat.
Nyalakan kembang api itu, sambil berkata: "Kalian suka kembang api?" 
"Kita semua suka kembang api. Menyenangkan saat kita memnyalakan kembang api, membakarnya sampai habis. Cahayanya terang gemerlapan, tetapi tidak lama, kembang api sudah habis terbakar, tidak menyala lagi. Coba lihat (sambil menunjuk pada lilin), lilin itu masih tetap menyala, menyinarkan cahayanya, sehingga ruangan ini menjadi terang."
"Wow ..., kita mau jadi seperti lilin, memancarkan cahaya, menerangi kegelapan!"
"Kalau begitu kita berdoa, supaya Allah menjadikan kita seperti lilin yang menyala, dan bukan kembang api".
"Apakah kalian mau!"