Emas,
mur dan kemenyan,
PERSEMBAHAN
ORANG-ORANG MAJUS
Matius
2 : 1-12
Emas sudah
tidak asing lagi buat kita, adalah sejenis logam yang gampang di
tempa, berwarna
kuning dan mengkilap.
Sudah dikenal sejak jaman permulaan (Kel 2:11), dijadikan mata uang
atau perhiasan. Milik Allah (Yoel 3:5, Hag 2:9), lambang kesucian
( Ayub 23:10). Dipersembahkan untuk
Kemah suci (Kel
35:22),
Bait Suci (1
Taw 22:14, 29:4,7}. Melukiskan iman
yang teruji (1 Petrus 1:7).
Kemenyan |
Kemenyan
diterjemahkan dari Bahasa Ibrani
– Lebonah.Kemenyan
atau
dupa
ketika itu sangat mahal
harganya, bila
dibakar akan menimbulkan aroma wangi yang khas. Menjadi sumber
kekayaan para pedagang kuno dari Arabia Selatan ke Gaza dan Damsyik
( (Yes 60:6). Banyak digunakan dalam upacara agama, bagian dari
ukupan kudus (Kel 30:34), dan dibakar saat korban
sajian dipersembahkan (Im 6:15).
Kemenyan murni dibubuhkan di atas setiap susunan roti
sajian di Kemah Suci (Im. 2:1-2, 24:7). Kemenyan yang depersembahkan orang-orang majus kepada bayi Yesus
ditafsirkan sebagai lambang ke-imaman-Nya.
Kemenyan disebut
juga Frankincense, Olibanum, Salai guggal atau Boswellia Serrata.
Berupa bongkahan getah keras dari pohon kemenyan yang tumbuh di
Arabia bagian barat daya, Etiopia dan India, juga tumbuh di hutan
Indonesia, Malaysia serta negara Asean. Nama Botaninya Styrax benzoin
Dryand. Masa kini, kemenyan digunakan oleh industri farmasi, untuk
kosmetik, obat dan rokok.
Minyak Mur |
Mur
berasal dari kata “Myrrh”,
Meski sering digunakan dalam ritual
keagaman, Mur beda dengan
kemenyan,
Mur yang dipersembahkan oleh
orang-orang majus menjadi
persembahan yang berharga, adalah bahan rempah mewah berupa getah
wangi dari pohon balsem yang tumbuh di Arab Selatan dan Afrika. Getah
yang menetes dari batang pohonnya menjadi kental, mengeras, berwarna
kuning –ke coklatan dan berminyak. Rasanya pahit, namun baunya
sangat harum, Digunakan sebagai pewangi
(Ester 2:12 dan obat
(Mark 15:23).
Mur juga
tercatat sebagai bahan minyak urapan kudus yang dipakai untuk
mengurapi Kemah Suci, para Imam dan Raja. Mur dicampur dengan air
anggur diberikan kepada Tuhan Yesus saat Dia disalib untuk mengurangi
rasa sakit-Nya, namun Yesus menolak (Markus 15:23). Nikodemus membawa
“minyak mur”
untuk mengapani jenazah Yesus sebelum dikubur (Yohanes 19:39),
dan para perempuan menyiapkan rempah-rempah serta minyak mur
(Lukas 23:50-56).
Sekarang, umumnya dikenal sebagai minyak esensial.