Sabtu, 07 Desember 2013

APA MAKNA POHON NATAL?


JOY KIDZ posting di status facebook Komunitas Guru Sekolah Minggu. Dia menulis: "Mau tanya nih, apa sih makna Pohon Natal? Apa hubungannya dengan kelahiran Yesus Kristus? Alkitabiah enggak?" (07.12.13).

Memang, pertanyaan seperti itu sering muncul di saat menjelang Perayaan Natal. Seingat saya, pernah 2 atau 3 kali saya pasang Pohon Natal di rumah. Bahkan sangat jarang menghias Pohon Natal di Gereja. Kalau pun Pohon Natal selalu ada di setiap Perayaan Natal, bagi saya Natal tidak identik dengan Pohon Natal (cemara) dan Natal tidak mesti dirayakan pada setiap tanggal 25 Desember.

Menurut catatan di Wikipedia bahasa Indonesia, kebiasaan memasang Pohon Natal sebagai dekorasi dimulai dari Jerman. Pemasangan hiasan Pohon Natal yang umumnya dibuat dari pohon cemara atau mengadaptasi bentuk pohon cemara itu terjadi pada abad ke 16.
Saat penduduk Jerman menyebar ke berbagai wilayah termasuk Amerika, mereka kerap memasang cemara yang tergolong pohon evergreen untuk dekorasi Natal. Dari catatan yang ada, orang Jerman di Pennsylvania Amerika Serikat memasang Pohon Natal untuk pertamakalinya pada th. 1930an.

Ketika merayakan Natal, Pohon Natal bukan keharusan di Gereja atau di rumah. Sebab ini cuma simbol agar kehidupan rohani kita selalu tumbuh dan menjadi saksi yang indah bagi orang lain, layaknya "evergreen". Pohon Natal (cemara) merupakan lambang "kasih Tuhan  yang tidak pernah berubah, dari dulu sampai sekarang dan nanti. Umumnya di setiap musim salju hampir semua pohon rontok daunnya,  kecuali cemara yang tetap bertahan dan selalu hijau meski ditutup salju. Hanya pohon cemara saja yang tetap kokoh dan hijau di 4 musim.

Kini, pemasangan hiasan pohon cemara, baik asli atau pun imitasi, di tengah kota atau di tempat-tempat umum menjadi pemandangan biasa menjelang Natal.
Ada aliran Gereja tertentu yang mengharamkan tradisi pemasangan Pohon Natal, mereka mengganggap sebagai bentuk pemujaan berhala dewa matahari. Dikisahkan, bahwa pada jaman dahulu, bangsa Romawi menggunakan pohon cemara untuk perayaan Saturnalia. Mereka menghiasinya dengan topeng-topeng kecil. Sebab 25 Desember adalah hari untuk menyembah dewa matahari Mithras, yang asal mulanya dewa matahari Iran, kemudian dipuja di Roma.
Demikian juga hari Minggu adalah saat pemujaan dewa matahari lainnya, seperti Osiris, dewa matahari orang Mesir yang dirayakan 27 Desember, sedangkan dewa matahari Horus dan Apollo tanggal 28 Desember.

Ada cerita, saat Martin Luther, tokoh reformasi Gereja, suatu malam berjalan-jalan di pinggir hutan, ia terkesan dengan keindahan bintang-bintang di langit yang sinarnya menembus di sela-sela cabang dan ranting pohon cemara. kemudian ia menebang sebatang pohon cemara kecil dan membawanya pulang kerumah. Untuk menghadirkan bintang-bintang seperti yang dilihatnya di hutan, Martin Luther memasang lilin-lilin kecil pada tiap ranting cemara itu.

Terlepas dari kebenaran cerita di atas, ketika Ratu Victoria dari Inggris, dan Pangeran Albert dari Jerman, serta anak-anaknya bergambar bersama dengan latar pohon cemara dan gambarnya dipublikasikan London News. Karena sosok sang ratu yang sangat popular, cemara kemudian menjadi pilihan yang biasa sebagai pohon Natal.

Betul, penggunaan pohon cemara adalah tradisi Eropa, ekspresi kegembiraan yang dilambangkan dengan berbagai dekorasi dan lampu hias yang berbeda di setiap negeri. Indonesia dan Filipina menjadi negara yang sangat terpengaruh tradisi Eropa itu, sampai akhirnya umat Kristen membeli atau membuat sendiri pohon Natal yang berbentuk cemara. Di Afrika, pohon Natal bukan lah sesuatu yang umum. sementara bagi masyarakat India, lebih memilih pohon Mangga atau pohon Pisang.

Meski Yesus bukan lahir pada tanggal 25 Desember, namun tanggal tersebut diterima sebagai tanggal perayaan Natal di seluruh dunia. Untuk merayakan bahwa Sang Juruselamat telah datang ke dalam dunia yang gelap dengan membawa kasih dan terang Allah kepada manusia yang berdosa. Yesus adalah hadiah Allah kepada kita. Tanggal tidak terlalu penting, yang utama pada setiap bulan Desember kita punya kesempatan yang luar biasa memberitakan Injil lewat perayaan Natal.

Dari tulisan di atas, Anda bisa menyimpulkan sendiri jawaban untuk pertanyaan teman kita Joy Kidz.


Sumber Wikipedia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar