Saturday, November 14, 2015

"ANDA MENGAJAR, APAKAH MURID BELAJAR?"



Seorang guru Sekolah Minggu diminta membantu mengajar di kelas Madya (usia 10-11 tahun), karena guru kelas itu berhalangan hadir. Sewaktu guru itu sudah di kelas, mulai kegiatan pembelajaran, dia mengajukan pertanyaan kepada 14 murid yang hadir ketika itu.
"Ada yang masih ingat, apa yang dipelajari hari minggu lalu? Murid-murid terdiam, mereka saling pandang.
Guru itu tanya lagi, "Apa ada diantara kalian yang masih ingat pelajaran minggu lalu?'
Setelah agak lama, seorang murid coba menceritakan pelajaran minggu lalu, yang masih diingatnya.
Beberapa murid lain mengangguk-angguk setuju.
Dari sejumlah anak di kelas itu, cuma ada beberapa saja yang masih ingat sebagian kecil pelajaran minggu lalu. Itupun perlu waktu untuk mereview kembali ingatan mereka. Ini persoalan yang sering
terjadi di setiap kelas Sekolah Minggu.
"Anda mengajar, apakah murid belajar?" Dari beberapa penelitian, sebagian besar murid dalam satu kelas, hanya beberapa murid yang masih sedikit ingat apa yang dipelajari pada minggu sebelumnya.
Padahal, sebagai guru, Anda mungkin sudah bekerja ekstra keras mempersiapkan materi pembelajaran yang disampaikan.
Jadi, ada masalah! Problemanya apa?

GURU adalah designer, fasilitator dan observer.

Sebagai designer, guru merancang kegiatan belajar mengajar di kelas. Berupa tahapan tentang apa saja yang akan dilakukan bersama murid-murid selama aktivitas proses belajar mengajar berlangsung, sesuai topik bahasan yang akan dipelajari. Merencanakan metode mengajar yang akan digunakan, agar kegiatan pembelajaran efisien dan efektif.

Guru sebagai fasilitator, mempersiapkan, mengadakan berbagai hal yang diperlukan dalam aktivitas pembelajaran. Bila murid diminta megisi lembar jawaban, apakah lembar isian itu sudah disiapkan? Kalau ada nyanyian pujian, sebaiknya disiapkan sesuai topik yang akan dipelajari. Mempersiapkan alatperaga pembelajaran, atau lainnya

Sebagai observer, guru sebaiknya melakukan observasi. Mengevaluasi kembali proses pembelajaran. Apa kesimpulan guru setelah kegiatan belajar mengajar itu usai. Apakah murid-murid sudah paham dan bisa menyerap  optimal materi pembelajaran yang telah disampaikan. Dengan kata lain, apakah kegiatan pembelajaran berlangsung efisien dan efektif. Tepat waktu serta tepat sasaran, mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan.

Bila guru abai sebagai designer, fasilitator dan observer, maka yang bakal terjadi adalah seperti cerita tadi. Pembelajaran yang disampaikan guru gampang sirna. Seandainya masih ada yang diingat, akan sangat minim pemahaman dan daya serap murid.

Semoga tulisan ini menjadi inspirasi,  menambah wawasan serta menyemangati. Agar Anda bisa meghadirkan proses belajar mengajar yang keratif dan menyenangkan. Sehingga, pemahaman dan daya serap murid lebih optimal.

No comments:

Post a Comment