Sabtu, 30 November 2013

NIKMATI KEBEBASAN BEREKREASI


Sewaktu kejenuhan bahkan ketegangan menguasai Anda, kita mau melakukan apa? Mungkin kita mau buat sesuatu, tapi apa? Sering kejenuhan dan ketegangan ikut terbawa ke tempat-tempat pertemuan. Dampaknya pertemuan pun jadi gersang dan membosankan, tak ada kegembiraan. Buntu disana, pusing disini. Padahal, awalnya kita cuma kelelahan. Jadi, perlu istirahat barang sebentar.

Wah ... istirahat, artinya pasif, tanpa aktivitas. Tetapi istirahat juga punya makna lain, untuk sementara meninggalkan kegiatan rutin yang membuat "stress". Menggantinya dengan aktivitas menyenangkan, yang disebut rekreasi. Rekreasi adalah bermain. Sederhana, namun menggembirakan. Ada banyak bentuk-bentuk permainan untuk di dalam dan di luar ruangan, permainan kelompok atau perorangan.

Rekreasi atau bermain adalah cara jitu yang sering dilupakan orang, untuk mengusir kebosanan serta ketegangan. Orang yang lelah fisik, letih psikis, kognitif dan lelah rohani, perlu istirahat sejenak untuk memulihkan kesegaran pikiran dan perasaan agar timbul lagi semangat baru.
Lalu, apakah rekreasi sama dengan bermain? Bisa "ya", bisa juga "tidak". Ya, sebab orang yang berekreasi pasti bermain. Tidak, karena orang yang bermain belum tentu berekreasi.

Rekreasi sebagai "bermain", seperti orang yang kelelahan fisik, psikis perlu istirahat. Dalam istirahatnya, ia mengisi dengan aktivitas lain yang menyenangkan hati, yaitu bermain. Cuma sekedar bermain, tidak menyita banyak waktu. Karena itu bermain jadi rekreasi.
Bila bermain bukan rekreasi, misalnya bermain sepak bola. Yang ini perlu banyak waktu dan konsentrasi penuh buat meningkatkan kemampuan bermain bola. Jadi, ini yang disebut bukan sekedar bermain. Karena harus mengerahkan segenap tenaga serta emosi, aktivitas ini disebut profesi, cara untuk berprestasi, bukan sekedar rekreasi.

Rekreasi adalah bermain. Boleh jadi melibatkan pikiran dan emosi kita, tetapi cuma sekedar. Yang pasti untuk memulihkan kesegaran dan menimbulkan semangat baru. Rekreasi adalah cara jitu untuk mengobati kelelahan serta kejenuhan akibat aktivitas rutin. Sebab itu, nikmati kebebasan berekreasi Anda.


Sumber: Albertus M. Patty, Permainan untuk segala usia.

Sabtu, 23 November 2013

GSM BISA MENGAJAR SECARA KREATIF



Apa artinya mengajar secara kreatif ?
Berikut ini beberapa penjelasan yang membantu kita.

- GSM mengusahakan anggota kelasnya menjadi lebih nyaman, bergairah dan tertarik dengan materi pelajaran yang disampaikan.

-Murid-murid menjadi lebih aktif, bukan pasif duduk manis dalam setiap proses pembelajaran.

-Aktivitas dalam kelas menjadi lebih produktif dan ajaran menghasilkan buah yang nyata, serta terjadi perubahan sesuai yang ditetapkan dalam kehidupan setiap murid.

-GSM membantu murid-murid untuk memahami maksud Firman Tuhan yang diajarkan serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, bukan sekedar menghafal beberapa fakta saja.

-GSM tidak cuma bercerita atau mengajar, tetapi memberikan motivasi, membimbing serta mengarahkan muridnya ke tujuan yang hendak dicapai dalam setiap pembelajaran. Menjadikan Firman Tuhan sebagai hal yang sungguh-sungguh hidup, "Truth into life".

Memunculkan cara mengajar yang kreatif meliputi: sifat pribadi GSM serta pengenalan akan Tuhan dan FirmanNya, masa mempersiapkan pelajaran, penguasaan cara menyajikan materi pembelajaran, keterampilan menggunakan metode mengajar, kemampuan memilih serta
menggunakan alatbelajar kreatif, dan hubungan pribadi GSM dengan setiap murid.

Seorang GSM yang belum berupaya berpikir secara kreatif atau tidak pernah mendapat pelatihan mengajar secara kreatif, akan mengalami kendala ketika ia berusaha mengubah gaya mengajarnya.
Namun, kemauan yang sungguh-sungguh, dorongan untuk mencoba sesuatu yang baru tanpa henti dengan panduan yang jelas serta berkualitas, bisa menjadikannya seorang GSM yang kreatif.



sumber xaesar.wordpress.com





Senin, 04 November 2013

TAYANGAN YANG DITONTON ANAK MEMPENGARUHI PERILAKU

Ingin anak-anak Anda tidak menonjolkan perilaku kekerasan? Pilihlah tayangan yang mereka tonton seperti tayangan edukatif serial Animasi Superbook, petualangan seru Chris, Joy dan robot Gizmo menelusuri kisah tokoh-tokoh Alkitab dan belajar nilai-nilai kebenaran. Sebab kajian terbaru yang dimuat pada usatoday.com menunjukkan tayangan yang ditonton anak sangat berpengaruh pada perilaku.

Sebuah kajian yang dilakukan di Amerika menemukan, bahwa terjadi perubahan perilaku signifikan pada anak-anak usia 3-5th. setelah orangtua mereka selama 6 bulan mengurangi tontonan yang memaparkan kekerasan dan agresivitas.
Para orangtua dalam penelitian tersebut memilih untuk menyajikan tayangan bernuansa pendidikan dan petualangan. Hasilnya sangat bagus,sebab pengubahan perilaku bertahan hingga 12 bulan membuat anak menjadi lebih berempati, sangat penolong dan perhatian pada sesama. Kajian tersebut dimuat pada jurnal pediatrik 18 Februari 2013.

Pada kajian lain di Selandia Baru memperlihatkan, bahwa terlalu banyak menonton tayangan kekerasan di televisi pada masa kanak-kanak dan remaja akan memiliki kecenderungan melakukan tindak kriminal atau gangguan keperibadian, hingga masalah agresivitas ketika dewasa.

Saat ini, anak-anak pra sekolah di Amerika Serikat menonton televisi 4-5 jam per hari, ini sangat mengkhawatirkan. Banyaknya tayangan berbau kekerasan di televisi seperti Power Ranger hingga Batman. Anak-anak akan belajar dan meniru yang mereka saksikan. Khususnya anak-anak pra sekolah, mereka belajar banyak dari televisi.



Sumber Tempo.co