Selasa, 22 Oktober 2024

MARIA, HAMBA TUHAN SEJATI


"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." (Lukas 1:38)

Sebelum mengucapkan kalimat tadi, Perempuan muda yang tinggal di kota Nazareth ini menerima kabar mengejutkan dari malaikat Gabriel. Utusan Tuhan itu memberitahukan bahwa Maria akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan menjadi Mesias, yaitu Yesus Kristus. Berita ini tentu saja sangat mengagetkan dan mungkin sulit diterima. Namun, dalam keraguannya, Maria meski ia orang biasa menunjukkan iman yang luar biasa, dengan menerima kehendak Allah. Ia rela dipakai sebagai kepanjangan tangan Tuhan untuk mewujudkan rencana keselamatan bagi umat manusia.


Pada umumnya, orang cenderung ingin meninggikan diri sendiri. Kebiasaan orang pada zaman itu, seseorang yang dipilih untuk melakukan tugas besar mungkin akan merasa bangga atau sombong. Namun, Maria justru menunjukkan sikap yang bertolak belakang. Ia tidak merasa dirinya lebih berhak daripada siapa pun, dengan rendah hati mengakui bahwa ia hanyalah seorang hamba Tuhan. Kerabat Elizabeth itu merespons panggilan Tuhan, tanpa ragu. Maria menunjukkan sikap yang sangat langka dan patut diteladani. Maria juga tidak mempermasalahkan rencana Allah itu. Ia sepenuhnya menyerahkan dirinya dan kehidupannya pada kehendak Allah. Wanita ini menyadari bahwa Allah bekerja melalui manusia biasa untuk mewujudkan rencana-Nya. Dan ia siap menanggung segala konsekuensi yang mungkin timbul.

Ungkapan kata Maria terus menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi banyak orang di sepanjang sejarah. Ia mengingatkan kita bahwa bahkan dalam situasi yang paling sulit, seseorang bisa menemukan kekuatan dan keberanian dengan berpegang kokoh pada keyakinannya. "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu," adalah pernyataan iman yang lebih dari biasa. Kata-kata ini mengajarkan kita tentang makna sejati menjadi seorang pengikut Kristus. Kita sering kali terjebak dalam ego dan keinginan diri sendiri. Ucapan tunangan Yusuf itu, mengingatkan kita, insan kristiani untuk selalu rendah hati dan mengutamakan kehendak Allah.

Sosok Maria yang menyatakan dirinya sebagai hamba Tuhan, ia menempatkan kehendak Allah di atas segalanya. Maria telah menjadi saluran berkat untuk seluruh umat manusia dengan mengandung dan melahirkan Yesus Kristus, Sang Juruselamat. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering terjebak pada pilihan-pilihan sulit. Kalimat yang diucapkan Maria menjadi pengingat bahwa kita harus selalu memilih taat kepada Allah dan tidak tergoda dengan berbagai cara mudah mengatasi masalah sulit yang tiba-tiba muncul. Melalui ungkapan itu, Maria setuju untuk menjadi ibu dari Yesus Kristus, Sang Juruselamat. Dengan demikian, Maria memulai babak baru dan berperan penting dalam sejarah keselamatan umat manusia.

Kata-kata Maria, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu," Bukan cuma sekedar basa-basi. Sangat sederhana, namun itu adalah sebuah pernyataan yang mengandung makna sangat dalam tentang kerendahan hati, ketaatan, iman, dan kerelaan melayani Allah sungguh-sungguh, sepenuh hati. Tak salah kalau Maria, satu-satunya perempuan yang pantas menjadi ibu dari Yesus Kristus. Yang diucapkan Maria tetap relevan sampai sekarang ini, dan menjadi inspirasi buat jutaan orang di seluruh dunia. Memotivasi siapapun untuk, setia, siap melakukan yang dikehendaki-Nya, meski harus menanggung resiko. Maria, perempuan muda dari Nazareth itu telah memulai. Sekarang, kita sebagai insan kristiani sudah sepatutnya menjawab panggilan untuk menjadi hamba Tuhan sejati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar