Sunday, August 4, 2013

MENGAPA ANAK LEBIH SUKA MAIN GAME DARIPADA BELAJAR?

Seorang ibu menulis:
"Tolong dong, saya minta tips untuk anak yang kebiasaan buruk main game di internet yang sekarang lagi ngetrend. Anak saya kalo belajar di sekolah atau di rumah, maunya cepat-cepat ... lalu maen game".

Mengapa Internet dan game begitu menarik perhatian. Mengapa anak lebih suka main game ketimbang belajar? Jumlah jam belajar anak lebih sedikit dibanding main game. Sewaktu anak sedang mengerjakan tugas sekolah, maunya cepat selesai. Ketika anak berada di sekolah, pikirannya ke Internet. Ingin bergegas pulang, setelah itu ia asyik main game, entah di Internet,  PSP atau PS2. Mereka begitu betah duduk berjam-jam  menatap layar monitor.

Di Internet itu ada apa sih? Apa yang didapat anak dengan bermain game? Siapa yang salah bila anak lebih suka main game daripada belajar?
Di Internet, semuanya ada (entah nyata atau tidak, entah benar atau tidak). Kita bisa leluasa mengakses atau membuka link yang ada. Pada saat kita menemukan  hal yang dirasakan menarik, maka kita jadi betah berlama-lama duduk di depan komputer. Benar kan?

Sekarang kita ke pertanyaan: Mengapa anak lebih suka main game ketimbang belajar?
Pada saat main game anak merasa asyik. Mereka menemukan hal baru, mendapat tantangan baru. Lainnya yang sangat menarik, terkadang lawan mainnya lebih jago. Tingkat kemampuan main gamenya tinggi. Sehingga anak berupaya mengejar ketertinggalannya, supaya tidak diejek teman-temannya kalo terus-terusan jadi pecundang.

Bagaimana agar anak tidak kecanduan main game?
Pertama, buat peraturan yang disepakati bersama (ortu dan anak). Jalankan aturan yang sudah disepakati bersama, mesti disiplin. Jangan sampai Ibu disiplin, eh ... ayah memberi kelonggaran.

Kedua, sambungan Internet di rumah sebaiknya tidak unlimited. Jelaskan agar anak mengatur jatah internet untuk mengerjakan tugas sekolah dan bermain game. Bila jatah internet untuk mengerjakan tugas sekolah sudah habis digunakan buat main game, anak akan rugi tidak bisa mengerjakan tugas sekolahnya dengan internet. Dengan demikian, anak akan menimbang penggunaan internet ( yang bukan untuk kepentingan mengerjakan tugas-tugas sekolah).
Orangtua juga harus bijak. Saat anak tidak bisa main game di rumah, kemungkinan ia lari ke Warnet. Jangan sampai anak mengambil uang tabungan atau mencuri uang belanja ibu buat main game di Warnet.

Ketiga, batasi anak main game di rumah (1 atau 2 jam saja setiap hari). Dilakukan sesudah mengerjakan tugas-tugas sekolah.

Keempat, perbanyak aktivitas anak  setelah jam sekolah. Ikut les bahasa Inggris misalnya, berenang, les musik atau kegiatan lain yang disukai anak. Sehingga kesempatan  untuk main game tak banyak. Seandainya masih ada waktu anak sudah merasa cape, tidak punya mood (kepingin) lagi main game.

Kelima, Sebaiknya menaruh komputer di ruang keluarga, bukan di kamar anak. Atau letakan di tempat yang mudah dilihat siapa saja. Sehingga, sambil lalu pun kita bisa memantau apa yang dilihat anak di layar komputer. Hal ini juga untuk mencegah agar anak tidak membuka situs-situs yang tidak pantas.

Ketika anak sedang bermain game, sebaiknya orangtua tidak lengah. Sebab ada banyak game yang buruk. Jadi orangtua mesti pandai memilah-milah, mana game yang boleh dimainkan anak. Namun jangan terlalu ketat, agar anak tidak hanya kelihatan penurut  di lingkungan keluarga. Padahal, di luar rumah jadi sebaliknya.



Biasakan anak main internet di rumah, sehingga gampang dikontrol. Kalau di Warnet, anak bisa buka apa saja tanpa kendali.



Sumber: Seputar Dunia Anak

No comments:

Post a Comment