Wednesday, August 7, 2013

PENTING, PENGENALAN DINI ANAK TERHADAP TUHAN

 Saya punya naskah lama, lupa sumbernya. 
 Mau dibuang sayang. Jadi, saya tulis saja di sini.
 Masih bisa untuk berbagi, sekalian buat arsip.

Pernah lihat anak-anak berusia 5 atau 6 tahun sedang "ngobrol"? Mungkin Anda merasa geli sewaktu mendengar mereka berdialog seperti ini: 

+ Tuhan selalu tahu apa yang kita buat, yang baik atau yang jahat. Bila kita nakal, Dia
    juga tahu.
-  Kalau kita sembunyi di kolong tempat tidur? 
+ Sembunyi di mana saja, Tuhan pasti tahu.
-  Kok bisa tahu ya? Tuhan 'kan di atas sana. Tinggi sekali.
+ Ya, tapi Dia 'kan bisa "nukik" ke bawah sini.

Imajinasi yang berkembang pada awal pengenalan anak terhadap Tuhan tidak perlu membuat kita khawatir, jangan-jangan persepsi mereka selanjutnya bisa keliru.
Pengenalan sedini mungkin atas keberadaan Allah sangat penting, sebab Alkitab menyatakan keberadaan dan kedaulatan Tuhan.  Pendekatannya tidak hanya rasional, juga melalui seluruh daya nalar manusia atas kehidupan. Termasuk melalui naluri dan perasaan, yang kadang-kadang sulit dijelaskan oleh akal.

Anak-anak perlu akrab dengan Allah yang esa itu. Kita bisa mengajarnya lewat ucapan dan
perbuatan. Berdoa memohon pimpinan serta pertolongan untuk segala yang kita lakukan sehari-hari, mengucap syukur dan berterimakasih atas berkatNya sekecil apa pun.
Anak-anak melihat contoh dialog langsung dengan Allah melalui cara yang paling sederhana. Tuhan Maha tahu, Maha suci. Sangat tinggi, tetapi Dia juga teramat dekat, hingga sewaktu-waktu kita bisa berdialog dengan Dia.

Anak-anak perlu diajar mengenal alam ciptaan Tuhan, binatang, tumbuh-tumbuhan, sungai, gunung-gunung, bintang-bintang di langit. Anak-anak dapat berdoa, bersyukur, meminta kepada Allah. Membaca Alkitab, ke Sekolah Minggu dan beribadah. Pengenalan dini tersebut akan menuntun mereka pada kebenaran Sabda Tuhan yang menyiratkan pengalaman serta kepercayaan, bahwa bumi dengan semua isinya termasuk manusia, langit dan seluruh alam semesta diciptakan oleh Tuhan yang Akbar. Alkitab mengajarkan, bahwa hanya kepada Allah kita harus menyembah, beribadah dan meminta.
Nak, semua yang ada di sekitar kita - makanan, air yang kita teguk,  susu yang kau minum, kue yang kau makan, baju yang kau pakai - adalah dari Tuhan semata. Manusia memiliki akal budi, tidak dapat menciptakan butir-butir padi. tetapi bisa mengolahnya menjadi nasi. Manusia tidak mampu menciptakan air, namun dapat mengolahnya menjadi minuman Aqua atau Coca-cola. Manusia tidak memiliki kemampuan menciptakan biji kapas, sekalipun sanggup mengolahnya menjadi pakaian.




Dalam proses selanjutnya, anak-anak memerlukan pendalaman. Perlu pengetahuan. Dan pengetahuan ke-Keristenan didasarkan pada Alkitab. Lebih baik kalau mereka belajar dari orangtua sendiri. Tetapi dapat juga pada sekolah Minggu, atau melalui pelajaran Agama Kristen di sekolah formal. Pendalaman mengenai tatanan dari kehidupan melalui ilmu-ilmu fisika, kimia, biologi, sampai metafisika juga bisa mendekatkan anak-anak pada kebenaran keberadaan Tuhan.
Dari dasar-dasar pengetahuan yang diterima, mereka dapat mengengembangkan sendiri pengetahuan serta pengalaman ke-keristenannya. Ada khotbah di Gereja-gereja. Ada pula diskusi-diskusi pemahaman Alkitab. Ada Sekolah Minggu untuk segala umur. Ada buku-buku rohani yang bisa mereka baca dan pelajari, bahkan ada lingkungan kristiani di luar keluarga yang dapat dijadikan panutan.

Pengenalan dini atas keberadaan Tuhan di masa kanak-kanak sewaktu imajinasi masih murni, ... suatu saat akan muncul sebagai benteng yang kokoh. Yaitu ketika mereka menjadi akil balik dan dewasa, pada waktu mereka digoyahkan oleh hitam putihnya kehidupan dunia. Lantaran, yang hitam tidak selalu tampak hitam, dan yang putih tidak selalu jelas putih.
Rekaan kebenaran Sabda Tuhan yang sudah merasuk ke dasar hati anak-anak sejak dini tidak akan terlalu gampang tercabut, sekalipun ada pengaruh lingkungan yang buruk.
Dalam proses pendalaman mereka, boleh jadi mereka yang memberi teladan, mereka yang akan mengingatkan kita mengenai berbagai hal yang diajarkan oleh Sabda Tuhan. Kondisi seperti ini patut kita syukuri.

No comments:

Post a Comment