Minggu, 08 November 2015

TIPS MENGEMBANGKAN KREATIVITAS


Apa itu Kreatif?
Devenisi kreatif adalah kemampuan memunculkan, mengembangkan (memperkaya) suatu gagasan.

Ciri-ciri orang kreatif:

* Senang mencoba sesuatu
* Penuh rasa ingin tahu
* Banyak bertanya, bersikap kritis terhadap jawaban yang tak memuaskan.
* Sering memberikan jawaban unik pada suatu pertanyaan. 
* Sering berimajinasi.
* Suka tantangan, mau mencoba mengerjakan tugas sulit. 
* Terbuka terhadap masukan orang lain.
* Peka pada apa yang dilihat dan dialaminya.

Menjadi kreatif tidak selalu hanya berpikir, tetapi juga berupaya untuk menemukannya. Lalu
mengolahnya dengan cara berbeda, sehingga menghasilkan sesuatu yang baru dan bermanfaat.
Orang sering menyebutnya inovasi.

Tips mengembangkan kreatifitas: Gunakan jurus ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi), ini bukan
plagiat. Sering melihat contoh-contoh yang sudah ada untuk mengembangkan ide. Cari dari berbagai
sumber atau coba buat sendiri kalau bisa. Jangan tunda, lakukan sekarang juga. Kunci utamanya adalah tekun, sabar serta pantang menyerah. Tidak ada pengetahuan didapat secara instan. Semua mesti melewati proses yang panjang.

Mengapa Guru Sekolah Minggu harus kreatif? "Anda mengajar, apakah murid belajar?

Masalah yang sering terjadi dalam kelas:

* Murid kurang berminat  dengan materi pelajaran yang disajikan guru
* Murid kesulitan memahami matari pelajaran.
* Kurang terjadi interaksi antara guru dengan murid, murid dengan murid lainnya.
* Guru tidak menggunakan alatperaga  dengan efisien dan efektif.
* Kegiatan aktivitas belajar mengajar tidak efisien.

Untuk dapat mengatasi masalah yang sering terjadi dalam kelas, guru mesti kreatif.
Pendidikan Kristiani adalah tanggung jawab orangtua dan Gereja. Kalau Gereja dalam hal ini diwakili oleh Guru Sekolah Minggu, tidak siap mengajar murid-murid di kelas, dunia dengan segala kecanggihannya siap mengajar murid-murid Anda dengan cara yang sangat menarik , melalui televisi, tablet, internet, game dan lainnya.

Penyebab kegagalan aktivitas belajar mengajar: Mengajar di Sekolah Minggu, GSM sedang membina atau memprsiapkan Generasi masa depan Gereja. GSM punya tanggung jawab besar dan berat. Namun, banyak GSM yang beranggapan bahwa mengajar di Sekolah Minggu itu gampang.
Apalagi mengajar di kelas anak-anak seolah-olah bukan hal sulit. Pendapat seperti ini yang menyebabkan kegagalan dalan aktivitas belajar mengajar di kelas Sekolah Minggu.
 


Selasa, 21 Juli 2015

ANAK-ANAK DIGITAL NATIVE

Si Kecil kecanduan main gadget.
Muncul dan merebaknya teknologi digital pada dekade akhir abad 20, Membuat masyarakat bergerak lebih cepat, Internet telah mempengaruhi cara orang berpikir, berkomunikasi, bekerja dan belajar. Orang menjadi technojungkies ( tak tahan berjauhan dan terlalu lama meninggalkan perangkat teknologi canggih: komputer, gadget atau handphone.

Adalah kenyataan, bahwa kita hidup berbaur dengan anak-anak yang lahir pada masa kini yang disebut  digital native.  Mereka begitu akrab dan menguasai penggunaan teknologi canggih.

Anak-anak digital native rakus menyerap beragam informasi yang disodorkan internet, yang dirancang sedemikan rupa dan gampang diakses seluas-luasnya dengan mudah. Ditambah lagi, tampilan internet begitu merangsang serta amat menyenangkan (ada tampilan gambar bergerak, grafik, warna dan suara), berbeda dengan melihat buku teks dan sumber belajar konvensional yang membuat mereka jenuh.
Digital native betah berlama-lama di depan komputer, gadget atau handphone dan cenderung cepat bosan dengan aktivitas belajar yang monoton.

Anak-anak digital native cenderung barsikap tertutup pada orangtuanya sendiri, dan sangat terbuka pada orang lain. Contoh yang paling kentara adalah ketika mereka begitu gampang berkicau di twitter atau status facebooknya. Dengan enteng mereka menulis: mamahku  protektif banget, bawel.

Tak jarang orangtua dan para pendidik mengalami kegagalan saat memahami kebutuhan "anak-anak modern"ini. Sebab cepat bosan, mereka perlu rangsangan media belajar yang kaya dan kreatif untuk bisa merebut minat serta perhatian mereka dalam aktivitas belajar mengajar. Agar dapat memenuhi kebutuhan belajar anak-anak digital native, guru mesti mengesampingkan metode mengajar gaya lama (tradisional), dan sengaja menyesuaikan dengan gaya belajar anak-anak masa kini. Adalah sangat bijak bila guru mampu membangun kedekatan dan menjadi teman bagi mereka.

Untuk mengurangi kesenjangan yang terjadi, dan kaya dengan berbagai pengetahuan, manfaatkan internet untuk berbagi pengalaman dengan sesama guru dan para orang tua anak-anak digital native.


Menurut Gunawan,  BintangSM

Minggu, 28 Juni 2015

JADILAH SEPERTI MUSA

Keluaran 17 : 1-16.

Ditemukan kejadian berulang dalam eksodus yang dipimpin Musa: masalah - menggerutu - mujizat, masalah - menggerutu - mujizat. Pola ini berlangsung dalam perjalanan di padang gurun selama 40 tahun. Setelah umat Allah itu keluar dari Mesir  menuju Tanah Perjanjian di Kanaan.
Marah, bertengkar, bersungut-sungut. Membandingkan tingkat kesulitan mereka dalam perjalanan ke tanah Perjanjian yang berlimpah susu dan madu, dengan kehidupan lama mereka meski tertindas dan diperbudak di Megapolitan Mesir.

Tiba di padang gurun Sin, pada hari ke 15 bulan yang kedua, sejak mereka keluar dari tanah Mesir. Di situ mereka mulai menghadapi masalah, persediaan logistik mereka habis. Lalu mereka bersungut-sungut. Tuhan mendengar gerutu umatnya itu, terjadilah mujizat. Tuhan menurunkan roti manna dari langit pada waktu pagi hari dan daging burung puyuh di saat petang untuk memenuhi kebutuhan makanan mereka (Keluaran 16). Tiba di Rafidim, ketika tidak ada air untuk diminum, orang-orang Israel itu kembali marah, bertengkar dengan abdi Allah Musa dan bersungut-sungut. Respon mereka sewaktu menghadapi masalah ibarat telur yang mendapat tekanan sedikit saja akan retak  bahkan pecah, isinya berhamburan membuat siapa pun tak nyaman. Apalagi kalau telur busuk  yang pecah, pasti menebar aroma tak sedap.

Di saat masalah menekan, sikap Musa bagaikan bola. Ketika dihentakkan ke lantai, bola akan melambung ke atas. Makin keras dibenturkan, akan melambung lebih tinggi lagi. Iman Musa melambung tinggi ke atas. Ia berseru kepada Tuhan. Sesuai titah Tuhan, dengan tongkatnya memukul gunung batu di Horeb, lalu dari dalamnya menyembur air, sehingga bangsa itu bisa minum.

Selesai satu masalah, muncul lagi persoalan lain yang tidak kalah dasyatnya. Masih di tempat yang sama, mereka didatangi orang Amalek. Bukan untuk bersahabat, tetapi akan memerangi orang Israel.

Musa mendelegasikan tugas pada Yosua untuk  memilih orang-orang yang bakal membendung serangan Amalek. Ia sendiri akan naik kepuncak bukit, sambil memegang tongkat Allah untuk mendukung perlawanan Yosua dan orang Israel itu. Yosua mempercayai yang dikatakan Musa. Ia sangat Yakin, segenting apapun, abdi Allah itu tidak mungkin melarikan diri, karena Yosua tahu Musa punya integritas yang tidak diragukan lagi.
Pada akhirnya, Alkitab mencatat bahwa pasukan tempur dan rakyat Amalek dikalahkan oleh umat Allah yang sama sekali tak memiliki pengalaman berperang. Atas kemenangan itu, kemudian Musa mendirikan sebuah mezbah dan menamainya: "TUHANlah panji-panjiku!"

Jadilah seperti MUSA, sesuai namanya sendiri ia,

  • Menghadapi masalah dengan iman.
  • Utamakan bekerjasama  dengan semua potensi yang ada.
  • Satu kata dengan tindakan.
  • Akhiri masalah dengan ucapan syukur.

Pada saat menghadapi masalah, bagaimanakah sikap Anda? Seperti umat Allahkah, bersungut-sungut ibarat telur busuk kena tekan dan pecah, menebar aroma tak sedap. Atau seperti Musa, bagai bola yang dibenturkan keras melambung tinggi ke atas, berseru kepada TUHAN!


Selasa, 14 Januari 2014

BELALANG SANTAPAN YOHANES PEMBAPTIS


Seorang teman facebook, Narwastu Anggie Ratsih namanya. Di status facebook Komunitas Guru Sekolah Minggu dia menulis "... belalang makanan Yohanes Pembaptis, ada yang bilang hewan, yang lain mengatakan sejenis tumbuhan kacang-kacangan. Mana yang benar?

" ... dan makanannya belalang dan madu hutan." Markus 1:6

Kita maklum kalau Yohanes Pembaptis menyantap madu hutan, itu adalah makanan alami berasal dari lebah.
Tapi kalau makan belalang?

Dalam Alkitab ada 41 ayat yang bersentuhan dengan kata belalang, 37 diantaranya terdapat di Kitab Perjanjian Lama. Kebanyakan dihubungkan dengan bencana musnahnya tanaman dan murka Tuhan. Ingat pada Tulah Mesir? Tulah ke-8 adalah wabah belalang (Keluaran 10:13-15), The Locust.

Di dunia ini ada banyak jenis belalang, hingga ratusan. Dalam Kitab Yoel 1:4 disebutkan belalang pengerip, belalang pindahan, belalang pelompat, serta belalang pelahap. Itu cuma menggambarkan 4 dari sekian banyak jenis belalang yang ada. Dan menurut Imamat, ada yang tidak boleh dan yang bisa dimakan.
Secara umum, belalang dibagi menjadi 2 kelompok.
1. Belalang Pelari (Cursoria)
    dianggap najis, sesuai Imamat 11:20-23
2. Belalang pelempar (Saltatoria
    Ciri-cirinya memiliki paha di atas kakinya untuk melompat, yang ini halal.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ditulis, belalang adalah serangga bersayap 2 lapis serta punya sepasang kaki belakang yang panjang, makanannya rerumputan atau tumbuhan. Belalang adalah makanan sehat tidak beracun, sering dikonsumsi penduduk tak mampu.
Belalang yang menjadi santapan Yohanes Pembaptis adalah jenis serangga yang halal.
Belalang dan madu hutan adalah jenis makanan alami memiliki kandungan gizi tinggi yang diperlukan tubuh manusia. Tak heran, Yohanes Pembaptis dapat bertahan hidup di kesunyian gurun hanya dengan makan belalang dan madu hutan.
Sampai sekarang, penduduk miskin Palestina masih mengkonsumsi belalang.

Kuliner Belalang, juga dikenal banyak Kebudayaan Dunia. Sebut saja Chapu Lines di Mexico. Inago di Jepang. Tak Ga Tan di negeri Gajah, Thailand serta kuliner di Tanah Air kita di  Rote, Kupang - NTT.
Orang Rote sudah biasa makan belalang sejak jaman nenek moyang. Dipanggang atau digoreng, rasanya renyah, gurih dan nikmat. Apalagi, setelah itu meneguk segelas air gula Rote (tuak manis, hasil sadapan nira lontar yang masih segar).

Beberapa Penulis kuno berpendapat, ada sejenis belalang hijau yang dikeringkan ketika itu, rasanya seperti udang.
Diodorus, merujuk pada suatu bangsa di Etiopia yang disebut acridophaghi atau pemakan belalang.
Prophryius bercerita,ada sepasukan tentara yang hampir mati kelaparan, selamat karena makan belalang.
Aristoteles  mengunkapkan,  bahwa bangsa Yunani dan Layard  Sang Penemu, makan belalang yang diawetkan oleh bangsa Asyur.

Belakangan, sekelompok orang menduga bahwa "belalang" (locust) yang disebut dalam Injil Markus, yang dimakan oleh Yohanes Pembaptis adalah tumbuhan polong, mirip buncis agak manis.

Memang, ada tumbuhan yang disebut Honey Locust. Pohon locust Spanyol atau Cerafonia berasal dari Syria dan cekungan Mediterania. Bagian yang dimakan adalah kulit polongnya yang sudah kering, rasanya agak manis dan bisa diolah menjadi tepung atau sirop.
Ada juga black locust atau locust hitam (Robinia pseudoacacia). Kulit polongnya beracun, namun bermanfaat untuk membuat madu. Para missionaris Jesuit lah yang memberi nama locust pada pohon ini dan menganggap locust inilah yang menjadi santapan Yohanes Pembaptis. Namun, tumbuhan ini asli asal Amerika Utara, dan tidak tumbuh di tempat lain.

Dari bahasa Inggris Locust, Lembaga Alkitab Indonesia menerjemahkannya menjadi belalang.  Cocok dengan penjelasan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Belalang adalah serangga bersayap 2 lapis, punya sepasang kaki belakang yang panjang, bukan sejenis tumbuhan.


Dari berbagai sumber, ditulis kembali oleh Theo Gunawan.



Minggu, 15 Desember 2013

SINTERKLAS, DONGENG ATAU NYATA?


"Yes, Virginia there is a Santa Claus", begitu tulis Surat Kabar The Sun
menjawab pertanyaan gadis cilik yang penasaran ingin tahu: Apakah Sinterklas itu nyata atau cuma dongeng.


Sinterklas (Indonesia), kini telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari tradisi Natal di Amerika Serikat.
"Benarkah Sinterklas ada?" Pertanyaan itu muncul di pikiran Virginia, 8th. putri Dr. Philip O"Hanlon, asisten koroner di Upper West Side, Manhattan. Gadis kecil itu penasaran, lalu dia bertanya pada ayahnya.
Dr. Philip O'Hanlon (1897) menyarankan  agar anak perempuannya itu menulis surat ke Surat Kabar The Sun, Koran paling berpengaruh ketika itu di New York City.

Kepada putrinya O'Hanlon berkata, "Kalau kamu melihat jawabannya di 
The Sun, berarti Sinterklas benar-benar ada". Tak lama surat tersebut dijawab oleh seorang redaktur bernama Francis Pharcellus Church yang pernah bertugas sebagai wartawan perang. Ia menjawab pertanyaan sederhana itu berikut alasan filosofisnya. Meski editorial yang ditulisnya itu muncul di pojok halaman paling bawah, namun membuat banyak pembaca terkesan. Lebih se abad kemudian, editorial yang ditulisnya itu menjadi tulisan paling banyak diterbitkan ulang di berbagai media cetak berbahasa Inggris.

Setelah itu, penerbit Elizabeth Press menerbitkan buku anak-anak berjudul Yes, Virginia. Cerita dalam buku itu dikembangkan dari editorial yang menjawab surat Virginia, disertai biografi singkat tokoh-tokoh utamanya.
Selanjutnya, Warner Brothers mengangkatnya menjadi acara televisi yang memenangkan Emmy Award. Pada acara spesial The History Chanel tayangan 21Februari 2001, menceritakan Virginia memberi surat aslinya kepada seorang cucunya yang menempelkan surat itu di kliping buku. Surat itu diperkirakan terbakar dalam suatu peristiwa kebakaran rumah. Namun, ternyata surat itu ditemukan utuh 30 tahun kemudian.

Belakangan, Santa Claus atau Sinterklas sering digambarkan berpakaian lengkap dengan topi merah berjambul. Siapakah Santa Claus itu? 
Sebutan Santa Claus berasal dari seorang yang bernama Nicholas. ia lahir di kota Lycia, sebuah pelabuhan kuno di Petara (Asia Kecil). kemudian pada abad ke 4 Nicholas menjadi uskup di Lycia. Sewaktu Raja Diokletus menganiaya orang kristen, Nicholas dipenjara dan dilepaskan ketika Raja Konstantin berkuasa. Ia hadir di Konsili Nicea (325), meninggal dan dikubur di Myra. Relekwinya dikeramatkan di Basilika San Nicola, Bari pada abad 11.

Berikutnya ia menjadi populer dan melegenda. Nicholas digambarkan sebagai uskup yang ramah, suka menolong anak-anak dan orang miskin. Kebaikannya kemudian dibumbui dengan mujizat-mujizat dan legenda kafir, seperti Befana di Roma, Berchta dan kneecht Ruprecht di Jerman, serta Odin di Norwegia yang memiliki kekuatan sihir, yang menghukum anak-anak nakal dan memberi hadiah hanya kepada anak-anak yang baik. Biasanya menumpang kereta terbang yang ditarik rusa kutub.
Setelah itu legenda ini menyebar ke daratan Eropa. Namun sejak reformasi, legenda kultus Nicholas tidak lagi dirayakan Gereja-gereja Protestan. Sebaliknya, di Belanda muncul Sinterklas yang digambarkan sebagai orangtua
berjanggut putih panjang, berpakaian uskup sambil menaiki kuda yang bisa terbang ke atap rumah. Dibantu budaknya Zwarte Piet (yang dikenal sebagai Piet Hitam). Sinterklas selalu muncul di bulan Desember, bertandang ke rumah-rumah untuk memberi hadiah bagi anak-anak yang baik melalui cerobong asap.
Budaya Santa Claus di kota Manado dan sekitarnya
 ketika menyambut Hari Natal.

Pada abad 17 koloni baru di New Amsterdam (sekarang New York) di Amerika. Santa Claus dilukiskan sebagai orang gemuk berjanggut putih memakai mantel dan topi berwarna merah dengan menaiki kereta salju yang ditarik 8 rusa kutub yang bisa terbang.

Sekalipun Santa Claus terkenal dengan kebaikannya memberi hadiah-hadiah pada anak-anak, namun karena legendanya telah bercampur dengan dongeng mistik kafir, banyak orang mempersoalkan sebagai tidak sesuai dengan semangat Natal. Sinterklas dan Piet Hitam di Indonesia, oleh sebagian orang dianggap rasis, orang kulit putih yang pengasih dan budak kulit hitam yang suka mencambuk anak-anak nakal.
Karena Riwayat Nicholas yang tidak jelas lagi, Paus Paulus VI mencoret perayaan Santo Nicholas dari kalender resmi Gereja Roma Katolik pada th.1969.


Sumber: Wikipedia, Sabda.org
Di tulis ulang oleh Theo Gunawan, BintangSM.





Sabtu, 07 Desember 2013

APA MAKNA POHON NATAL?


JOY KIDZ posting di status facebook Komunitas Guru Sekolah Minggu. Dia menulis: "Mau tanya nih, apa sih makna Pohon Natal? Apa hubungannya dengan kelahiran Yesus Kristus? Alkitabiah enggak?" (07.12.13).

Memang, pertanyaan seperti itu sering muncul di saat menjelang Perayaan Natal. Seingat saya, pernah 2 atau 3 kali saya pasang Pohon Natal di rumah. Bahkan sangat jarang menghias Pohon Natal di Gereja. Kalau pun Pohon Natal selalu ada di setiap Perayaan Natal, bagi saya Natal tidak identik dengan Pohon Natal (cemara) dan Natal tidak mesti dirayakan pada setiap tanggal 25 Desember.

Menurut catatan di Wikipedia bahasa Indonesia, kebiasaan memasang Pohon Natal sebagai dekorasi dimulai dari Jerman. Pemasangan hiasan Pohon Natal yang umumnya dibuat dari pohon cemara atau mengadaptasi bentuk pohon cemara itu terjadi pada abad ke 16.
Saat penduduk Jerman menyebar ke berbagai wilayah termasuk Amerika, mereka kerap memasang cemara yang tergolong pohon evergreen untuk dekorasi Natal. Dari catatan yang ada, orang Jerman di Pennsylvania Amerika Serikat memasang Pohon Natal untuk pertamakalinya pada th. 1930an.

Ketika merayakan Natal, Pohon Natal bukan keharusan di Gereja atau di rumah. Sebab ini cuma simbol agar kehidupan rohani kita selalu tumbuh dan menjadi saksi yang indah bagi orang lain, layaknya "evergreen". Pohon Natal (cemara) merupakan lambang "kasih Tuhan  yang tidak pernah berubah, dari dulu sampai sekarang dan nanti. Umumnya di setiap musim salju hampir semua pohon rontok daunnya,  kecuali cemara yang tetap bertahan dan selalu hijau meski ditutup salju. Hanya pohon cemara saja yang tetap kokoh dan hijau di 4 musim.

Kini, pemasangan hiasan pohon cemara, baik asli atau pun imitasi, di tengah kota atau di tempat-tempat umum menjadi pemandangan biasa menjelang Natal.
Ada aliran Gereja tertentu yang mengharamkan tradisi pemasangan Pohon Natal, mereka mengganggap sebagai bentuk pemujaan berhala dewa matahari. Dikisahkan, bahwa pada jaman dahulu, bangsa Romawi menggunakan pohon cemara untuk perayaan Saturnalia. Mereka menghiasinya dengan topeng-topeng kecil. Sebab 25 Desember adalah hari untuk menyembah dewa matahari Mithras, yang asal mulanya dewa matahari Iran, kemudian dipuja di Roma.
Demikian juga hari Minggu adalah saat pemujaan dewa matahari lainnya, seperti Osiris, dewa matahari orang Mesir yang dirayakan 27 Desember, sedangkan dewa matahari Horus dan Apollo tanggal 28 Desember.

Ada cerita, saat Martin Luther, tokoh reformasi Gereja, suatu malam berjalan-jalan di pinggir hutan, ia terkesan dengan keindahan bintang-bintang di langit yang sinarnya menembus di sela-sela cabang dan ranting pohon cemara. kemudian ia menebang sebatang pohon cemara kecil dan membawanya pulang kerumah. Untuk menghadirkan bintang-bintang seperti yang dilihatnya di hutan, Martin Luther memasang lilin-lilin kecil pada tiap ranting cemara itu.

Terlepas dari kebenaran cerita di atas, ketika Ratu Victoria dari Inggris, dan Pangeran Albert dari Jerman, serta anak-anaknya bergambar bersama dengan latar pohon cemara dan gambarnya dipublikasikan London News. Karena sosok sang ratu yang sangat popular, cemara kemudian menjadi pilihan yang biasa sebagai pohon Natal.

Betul, penggunaan pohon cemara adalah tradisi Eropa, ekspresi kegembiraan yang dilambangkan dengan berbagai dekorasi dan lampu hias yang berbeda di setiap negeri. Indonesia dan Filipina menjadi negara yang sangat terpengaruh tradisi Eropa itu, sampai akhirnya umat Kristen membeli atau membuat sendiri pohon Natal yang berbentuk cemara. Di Afrika, pohon Natal bukan lah sesuatu yang umum. sementara bagi masyarakat India, lebih memilih pohon Mangga atau pohon Pisang.

Meski Yesus bukan lahir pada tanggal 25 Desember, namun tanggal tersebut diterima sebagai tanggal perayaan Natal di seluruh dunia. Untuk merayakan bahwa Sang Juruselamat telah datang ke dalam dunia yang gelap dengan membawa kasih dan terang Allah kepada manusia yang berdosa. Yesus adalah hadiah Allah kepada kita. Tanggal tidak terlalu penting, yang utama pada setiap bulan Desember kita punya kesempatan yang luar biasa memberitakan Injil lewat perayaan Natal.

Dari tulisan di atas, Anda bisa menyimpulkan sendiri jawaban untuk pertanyaan teman kita Joy Kidz.


Sumber Wikipedia.



Sabtu, 30 November 2013

NIKMATI KEBEBASAN BEREKREASI


Sewaktu kejenuhan bahkan ketegangan menguasai Anda, kita mau melakukan apa? Mungkin kita mau buat sesuatu, tapi apa? Sering kejenuhan dan ketegangan ikut terbawa ke tempat-tempat pertemuan. Dampaknya pertemuan pun jadi gersang dan membosankan, tak ada kegembiraan. Buntu disana, pusing disini. Padahal, awalnya kita cuma kelelahan. Jadi, perlu istirahat barang sebentar.

Wah ... istirahat, artinya pasif, tanpa aktivitas. Tetapi istirahat juga punya makna lain, untuk sementara meninggalkan kegiatan rutin yang membuat "stress". Menggantinya dengan aktivitas menyenangkan, yang disebut rekreasi. Rekreasi adalah bermain. Sederhana, namun menggembirakan. Ada banyak bentuk-bentuk permainan untuk di dalam dan di luar ruangan, permainan kelompok atau perorangan.

Rekreasi atau bermain adalah cara jitu yang sering dilupakan orang, untuk mengusir kebosanan serta ketegangan. Orang yang lelah fisik, letih psikis, kognitif dan lelah rohani, perlu istirahat sejenak untuk memulihkan kesegaran pikiran dan perasaan agar timbul lagi semangat baru.
Lalu, apakah rekreasi sama dengan bermain? Bisa "ya", bisa juga "tidak". Ya, sebab orang yang berekreasi pasti bermain. Tidak, karena orang yang bermain belum tentu berekreasi.

Rekreasi sebagai "bermain", seperti orang yang kelelahan fisik, psikis perlu istirahat. Dalam istirahatnya, ia mengisi dengan aktivitas lain yang menyenangkan hati, yaitu bermain. Cuma sekedar bermain, tidak menyita banyak waktu. Karena itu bermain jadi rekreasi.
Bila bermain bukan rekreasi, misalnya bermain sepak bola. Yang ini perlu banyak waktu dan konsentrasi penuh buat meningkatkan kemampuan bermain bola. Jadi, ini yang disebut bukan sekedar bermain. Karena harus mengerahkan segenap tenaga serta emosi, aktivitas ini disebut profesi, cara untuk berprestasi, bukan sekedar rekreasi.

Rekreasi adalah bermain. Boleh jadi melibatkan pikiran dan emosi kita, tetapi cuma sekedar. Yang pasti untuk memulihkan kesegaran dan menimbulkan semangat baru. Rekreasi adalah cara jitu untuk mengobati kelelahan serta kejenuhan akibat aktivitas rutin. Sebab itu, nikmati kebebasan berekreasi Anda.


Sumber: Albertus M. Patty, Permainan untuk segala usia.